Friday, January 6, 2017

Selamat Tahun Baru 2017 - Menjadi Versi Terbaik Dari Diri Kita


Selamat tahun baru 2017 saya ucapkan kepada semua yang membaca post ini. Semoga tahun ini bisa menjadi tahun yang lebih baik untuk kita semua. Rencana dan harapan yang sudah direncanakan dapat terealisasi dengan lancar. Tidak lupa semoga yang tahun kemarin belum terwujud bisa diwujudkan tahun ini. Maaf karena sedikit telat yaaa, tapi tidak terasa ya tahun 2017 ini sudah terlalui 6 hari. Biasa-nya bulan yang akhirnya "-ber" yang terasa cepat, tapi sekarang "-ri" juga rasanya cepat juga.



Pastinya banyak hal yang ingin kita capai di tahun ini. Dan untuk mencapai hal tersebut diperlukan semangat yang kuat. Segala sesuatu yang bernilai besar yang kita dapatkan pastinya seringkali karena semangat dan kerja keras yang besar juga. Perlu visi dan misi yang kuat untuk segala sesuatunya agar semua itu tidak hanya menjadi "resolusi". 

Janganlah kita takut atau kuatir akan kegagalan. Karena untuk menjadi versi terbaik dari diri kita, kita harus berani keluar daripada zona nyaman kita dan berani mengambil resiko dan tidak takut gagal. Rahasia terbesar untuk kesuksesan itu sendiri adalah ketika kita beroperasi dalam zona kekuatan kita tetapi diluar zona nyaman kita.


Untuk menjadi versi terbaik dari diri kita, kita perlu mengidentifikasi dan meningkatkan kekuatan, skill dan potensi yang kita miliki. Dan untuk mengubah potensi tersebut kita menjadi sesuatu yang hebat, gagal adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Dalam setiap kegagalan pasti ada hal yang bisa kita syukuri dan tentunya kita menjadi tahu hal-hal yang bisa kita tingkatkan sehingga menjadi lebih baik lagi. Tidak ada seorangpun yang ingin mencoba dan mendapat kegagalan, tapi apabila tidak mencoba kita tidak akan mendapat hasil apapun. Kita juga tidak akan menemukan versi terbaik dari diri kita.

Terakhir, memulai tahun ini, selain berencana saja, sangat baik jika kita juga berdoa. Kita berdoa agar Tuhan memberikan kepada kita hikmat, kebijaksanaan dan kemampuan untuk menyertai kita selalu dalam perjalanan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Sekali lagi, selamat tahun baru 2017!

Friday, December 30, 2016

Cerita Penutup 2016 - Akhir yang bahagia?

Ketika saya menulis ini, saya sedang memikirkan bagaimana caranya untuk selalu sehat sehingga bisa melakukan pekerjaan dan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Satu hal yang terlintas tentang bagaimana untuk selalu sehat adalah dengan berbahagia. Kalau dulu jaman kecil, saya suka bernyanyi lagu yang judulnya adalah "Hati Yang Gembira Adalah Obat". Kalau sudah sakit, hati yang gembira adalah salah satu obatnya. Tetapi kalau tidak sakit, hati yang gembira adalah salah satu faktor yang menjaga kesehatan kita. Coba saja kalian ketik di google: "bahagia mempengaruhi kesehatan" atau "happiness affects health".

Nah sekarang, bagaimana caranya agar kita bahagia senantiasa? Bahagia itu otomatis didapatkan ketika sedang liburan atau baru saja dapat hal yang menyenangkan, misalnya dapat hadiah, dapat hasil tes yang bagus, dapat bonus atau promosi ditempat kerja, dan sebagainya. Lalu bagaimana jika sebaliknya? Kita sedang berada dalam masalah? Atau sedang menanti atau menunggu sebuah ketidakpastian? Atau hal-hal yang terjadi tidak sesuai rencana?

Banyak hal yang tidak mengerti dalam kehidupan ini. Apa yang kita terima atau rasakan seringkali atau pastinya terjadi dari perbuatan yang kita lakukan di masa lalu. Kalau misalnya kita lebih suka mengerjakan tugas dengan menyalin punya teman, tentunya sekarang kita tidak ahli ketika diberi tugas itu lagi. Atau contoh sederhana lainnya adalah karena dulu suka ikut komunitas, maka relasi dan teman kita banyak. Masih banyak contoh lain, tapi intinya yang ingin saya katakan adalah semuanya sebab akibat.


Kembali ke diri sendiri, jadi apakah semua itu salah kita?
  1. Apakah kita kurang berusaha maksimal?
  2. Apakah kita salah pilih keputusan?
  3. Dan sebagainya
Banyak hal yang tidak kita mengerti dalam hal ini. Tidak semua sebab akibat itu kita mengerti proses-nya. Ada yang bisa kita pahami secara logika, ada juga yang memang itu adalah rahasia kehidupan. Jadi jawabannya adalah MUNGKIN.

Terlepas dari segala kemungkinan yang ada, berarti bisa jadi tidak sepenuhnya semua dari hal yang terjadi (sebab-proses-akibat) itu salah kita. Disini penulis bukan mengajarkan untuk mencari kambing hitam atas kesalahan kita ya. Hehe...

Kita harus objektif terhadap apa yang terjadi. Terkadang dari hasil yang kurang atau tidak memuaskan tersebut, kita bisa mendapatkan sesuatu yang lain. Bisa jadi sesuatu yang lain itu muncul dari proses-nya (minimal: pelajaran) ataupun dari hasil lainnya yang tidak kita harapkan yang muncul di akhir (minimal: hikmah). Kadang pelajaran dan hikmah yang kita dapatkan pada perjalanan kehidupan, bisa jadi lebih berharga daripada tujuan itu sendiri.


Cobalah untuk berpikiran positif dan melihat dari kacamata positif, serta bersyukur untuk hal yang telah kita alami, sehingga hati kita lebih bahagia.

Cara selanjutnya untuk bisa lebih bahagia adalah jangan biarkan ekspektasi kita menjadi bumerang bagi kita sendiri. Hal sederhana pun akan menjadi rumit apabila kita berekspektasi berlebihan.


Sederhana-nya : ingatlah bahwa segala hal yang kita lakukan tadi didasari bahwa kita ingin hidup kita lebih baik. Ingatlah bahwa ini bukanlah akhir.

Bahagia itu sederhana kok. Bukan terus menghabiskan waktu dengan belajar kegagalan apalagi bersedih, melainkan berpikir bijak (bukan rumit) dan selalu bersyukur (bukan marah) atas hal yang kita terima dan alami. Dengan aura positif dan bersyukur tadi kita bisa menangkal stres yang akan muncul yang mengakibatkan kita menjadi kurang bahagia dan mengancam kesehatan kita.

Cara dan sudut pandang kita akan sangat mempengaruhi cara kita merespon. Sekali lagi input (respon) yang positif akan mengeluarkan output yang positif. Berpikir positif akan membuat kita bersyukur dan bahagia. Jadi kalau di sambungkan ke moment tahun baru seperti judul blog ini, apakah ini adalah akhir yang bahagia? 2016 terasa sangat cepat bagi saya. Tidak terasa tinggal besok aja hari terakhirnya. Banyak hal bahagia yang saya alami di 2016 ini ditengah masih banyak rencana dan harapan yang gagal atau belum terealisasi di tahun ini. #JawabanGaNyambung
Jawaban sebenarnya adalah: saya bahagia dengan segala hal yang saya terima dan lalui di 2016 ini terlepas daripada hal yang saya sampaikan sebelumnya.
Marilah di penghujung tahun ini, baiknya kita sejenak merenung dan mengevaluasi diri kita terhadap yang terjadi. Jangan kelamaan! Jangan sampai ketika nanti di tahun 2017 orang lain sudah mulai bekerja mengejar mimpi dan harapan, kalian masih saja fokus di masa lalu. Ibarat mobil, spion itu kecil dan memang berguna, tapi ya pastinya kita berkendara itu ke depan bukan belakang. Oleh karena itu kaca depan yang bersih itu yang lebih berguna. 

Kita perlu membersihkan (merenung dan evaluasi) sehingga kita mendapatkan kaca depan yang bersih (siap dipakai) untuk memulai petualangan baru di 2017, untuk bekerja dan menyetir menuju tujuan kita. Akhir kata, mohon maaf apabila ada salah kata dan selamat tahun baru 2017. Semoga harapan dan rencana yang sudah dibuat bisa terwujud dengan lancar, yang belum terealisasi di 2016 bisa direalisasikan dan yang gagal bisa tergantikan... Yang terpenting, semoga di 2017 nanti kita bisa selalu bahagia... :)

Tuesday, September 6, 2016

11 Tips for Ensuring Project Success

It's a common tips but very simple and straight forward about project success. It has been said that nearly 80% of all projects either fail completely or never get to completion. This is a very big statement to make, but Sabrina John said in her article that She has found that if you stick to the 10 tips given below, you will most definitely always deliver a quality project, on time and within budget.



0. Handover. (This is Nico Story)

The project started before kick off. It is when the pre-sales activity ends. When is it end? It is ends when the winner is announced or the project executor has been appointed (from Customer point of view) and hand-over process to project team (from Internal point of view). The project team have to make sure that they understand what are the objectives of the project, the expectations and all of the things agreed in the pre-sales activity.

During my career, I have experienced 2 kind of roles. As the project team member, I have experienced not clear process of handover that make my team more struggling to fight (work) in the middle of our battlefield (project). We have to cover (fix) all the "sin" that rise in the middle of project. It was something that already expected by my customer during the pre-sales activity and translated into another sentence that was uncertain. It could be translated to several meaning and at that time it made us work harder.

The other role I had and my current roles is as pre-sales consultant. I won't tell you about all the job descriptions but only about the hand-over process that must be done. It's mandatory to do hand-over process. I always be honest with the project team member about things that showed up during the pre-sales activity whether it was good or bad. Pre-sales always try to maintain customer expectation and of course limit the scope in the agreement to eliminate uncertainty that will make loss to both party. Mostly it's happy ending, but there were some cases that challenging and made the project a bit stormy. Anyway it's very helpful and increase the success rate if the hand-over process is conducted correctly.

1. Project kick off. 
When you start your project, the most important thing is to ensure that you obtain the requirements in as much detail as possible. You will then be able to exactly understand what needs to be delivered, by when and to whom. This business case document will form the basis of your project.

2. Timeframes. 

As far as possible, keep timeframes as short and realistic as possible. Do not commit to long term deliverables, but rather split these up into mini projects or separate phases of an overall encompassing project.

3. Milestones. 

Create milestones for every phase or piece of work in your project. Add delivery dates to these and stick to them. If you are going to miss a deadline, communicate this to you client as early as possible.

4. Deliverables. 

Deliverables should not be confused with milestones. Once every deliverable has been completed, it must be formally handed over to the client, who should sign an Acceptance Form to confirm it has met their expectations as per original requirements.

5. Clients. 

Understand your client and involve them right through the entire project, from planning to implementation. Communicate to them on a regular basis to ensure you get their buy-in in the project.

6. Scope. 

Document the scope of the project up front, including what is in and what is out and have this signed off by the client. Any future scope changes must be re-evaluated and agreed by all stakeholders against the original scope. A formal change management process will go a long way to assist with this.

7. Quality. 

Quality on any project should not be a negotiable factor and must always be of the highest possible. Ensure that you implement a clear quality management process, ensuring constant review throughout the project. This should include peer reviews so that team members review each other's deliverables.

8. Risks and Issues. 

Risks and issues must be formally documented and discussed and reviewed at least every week. Ensure that these are prioritized, responsible persons assigned to each and actions have due dates.

9. The Team. 

It is very important to assemble the best team possible to deliver the project. Require the best you can afford. Your role would be to lead and motivate the team and ensure they work well together.

10. Communication. 

Make sure that a formal communication plan is drawn up, which will communicate the correct information to the correct audience at the correct intervals, from daily team meetings right up to the executive level of dashboard reporting to senior management.

Applying these ten tips to every project you manage should put you on the right track to deliver projects of high quality, on time and within budget, every time.



Source: Sabrina John via LinkedIn

Sunday, September 4, 2016

Penggunaan Botol Air Minum Kemasan Berulang Kali

Siapa disini yang suka menggunakan botol air minum kemasan berulang kali? Hehe. Saya juga termasuk orang yang suka melakukan hal tersebut. Beli sekali berikut dengan air yang penuh, sayang rasanya kalau dibuang. Minimal dipakai 1-2x lagi, refill pakai air di kantor. Dulu sih bisa 3 - 5x atau bahkan lebih ketika masih jaman kuliah, maklum ini duid pas-pasan dengan banyak pengeluaran. Sekarang saya cenderung untuk membawa tumblr / botol sendiri yang memang peruntukannya untuk hal tersebut. Bukan karena hemat lagi seperti jaman kuliah, tapi untuk menghindari pembelian minuman manis. Jadi kalau kembali ke pertanyaan "Berapa kali botol air minum kemasan bisa dipakai ulang?", saya juga belum tahu sampai pada ketika googling dan membaca artikel berikut dari detik:


Berapa Kali Botol Air Minum Kemasan Bisa Dipakai Ulang untuk Tempat Minum?

Botol air minum dalam kemasan (AMDK) kerap dijadikan wadah air minum. Nah, jika Anda salah satu yang pernah melakukan hal itu, sebaiknya perhatikan berapa kali botol tersebut sudah digunakan. 

"Penggunaan kemasan air minum dalam kemasan tidak boleh lebih dari dua kali. Prinsipnya, material dalam botol AMDK akan terurai," tegas pakar air Dr Ir Firdaus Ali, MSc yang juga ketua Indonesian Water Institute.

Ditemui usai Konferensi Pers Unilever Pure It di Kembang Goela Resto, Plaza Central, Jakarta, Selasa (25/8/2015), Firdaus menuturkan hal ini sama saja dengan anjuran agar AMDK tidak terekspos temperatur ekstrem. Misalnya diletakkan di mobil atau terkena cahaya matahari langsung. 

Efeknya, material pada botol AMDK akan mengalami proses penguraian material di botol dan itu tidak aman bagi kesehatan. Sama prinsipnya dengan memasukkan air panas ke dalam botol plastik. Meski botol plastik tidak mengkerut, namun air panas bisa menguraikan material dalam botol AMDK dan material tersebut akan tercampur di air.

"Kecuali kalau kita menggunakan tumbler anti panas yang memang khusus, itu memang sudah didesain sendiri," ujar Firdaus.

Untuk itu, amat disarankan jika menggunakan botol yang memang ditujukan untuk tempat air minum. Terkait pemilihan botol air minum, Michael Moore, profesor bidang toksikologi dari University of Queensland menyarankan hindari botol minum dengan kode daur ulang 3 atau 7. 

Sedangkan botol minum yang aman untuk digunakan, baik sekali pakai maupun berulang kali adalah yang memiliki kode daur ulang bernomor 2, 4, dan 5. 2 dan 4 terbuat dari polyethylene, sedangkan 5 terbuat dari polypropylene. Bila ingin terjangkau dan aman, pilih saja botol plastik yang terbuat dari PET (polyethylene terephthalate) dengan kode daur ulang 1.

"Lalu cari botol plastik yang mencantumkan label 'BPA-free'. Kemudian, pilih botol minum yang transparan, bukan berwarna atau buram dan tidak tembus cahaya untuk mengurangi risiko kecil dari zat pewarna yang ditambahkan pada plastik," terang Moore.



...

Jadi kesimpulannya adalah botol yang aman di-refill adalah botol yang memiliki nomor tertentu. Tumblr / botol sepeti lock*lo** dan sejenisnya sudah memiliki nomor tersebut dan ada tanda BPA-FREE. Jadi mau hemat boleh, tapi bijaklah karena kesehatan untuk sangatlah mahal dan tidak sebanding dengan harga botol. Semoga menginspirasi.

Saturday, September 3, 2016

Aku bisa karena berusaha! dibiasakan berusaha!

Sudah lama tidak menulis cerita di blog ini. Terakhir bulan Januari dan sekarang sudah bulan September. Kemana aja ya? Banyak banget alasan. Jujur banyak banget mengurusi personal business, yang kedua adalah kerjaan di kantor yang banyak juga, dan terakhir pastinya rasa malas untuk menulis. Padahal rata-rata copy paste dan kasih komentar juga, tapi tetap malas. Hehe.

Jadi di bulan September ini tidak direncanakan juga untuk kembali menulis blog. Memang ada kerinduan untuk menulis karena tulisan tahun ini sedikit sekali tapi bukan itu alasan utamanya. Kebetulan kemarin malam kepikiran sebuah kalimat motivasi yang menurut saya bagus dijadikan tulisan di blog.



Sebetulnya ini tidak murni original dari saya. Aku bisa karena biasa adalah sebuah ungkapan pada umumnya. Tapi disini saya menambahkan 2 kalimat lain, yaitu "Aku bisa karena berusaha". Jadi bukan bisa karena hanya biasa atau dibiasakan, tapi memang karena berusaha. Olehkarena itu kalimat ketiga, saya tambahkan lagi 1 kalimat yang mengambil dari 2 kalimat sebelumnya yaitu, "dibiasakan berusaha!"

Intinya adalah selalu membiasakan diri untuk berusaha, pantang mundur atau patah semangat. Berusahalah maksimal sehingga kita tidak menyesali hasil yang didapat di kemudian hari. Berusaha itu dibiasakan bukan kadang-kadang, sehingga menjadi karakter kita. Di jaman yang keras dan sangat kompetitif, karakter yang positif akan membuat kita bertahan dan terus maju.

Terima kasih telah membaca dan selamat berakhir pekan. :)

Monday, January 11, 2016

Managed File Transfer (MFT) Overview & Solution

If you familiar with middleware, you will be familiar with MFT / Managed File Transfer. It is one of the middleware category. If you know FTP (File Transfer Protocol), you might be know this MFT. I have worked with this MFT for about a year. I work with several partner that provide MFT solution or product. For Indonesian Market, MFT is a right solution to help company work and collaborate with their customers and partners. So what is MFT?



Wikipedia.com:

Managed file transfer ("MFT") refers to software or a service that manages the secure transfer of data from one computer to another through a network (e.g., the Internet). MFT software is marketed to corporate enterprises as an alternative to using ad-hoc file transfer solutions, such as FTP, HTTP and others.

Typically, MFT offers a higher level of security and control than FTP. Features include reporting (e.g., notification of successful file transfers), non-repudiation, auditability, global visibility, automation of file transfer-related activities and processes, end-to-end security, and performance metrics/monitoring. ensure secure, reliable and auditable data transfer to enhance various type of business process.

Managed file transfer (MFT) is a type of software used to provide secure internal, external and ad-hoc data transfers through a network. MFT products are built using the FTP network protocol. However, because federal regulations require that MFT products meet strict regulatory compliance standards, they include mechanisms to ensure a higher level of security and help keep information private.

MFT applications offer business automation, along with reporting and non-repudiation. An MFT solution should simplify management and ensure regulatory compliance while supporting all current security standards and methodology, including SSLencryption, X.509 encryption and proxy certificates.

MFT is a category of middleware software that ensures reliable, secure and auditable file transfer to enable critical business process. 

...

My Definition: Managed File Transfer (MFT) is a middleware software that ensure secure, reliable and auditable data transfer to enhance various type of business process.

Problem we are facing nowadays related with MFT:
  1. Low service level because of many disruption to the document exchanged and data transfer, such as unstable and narrowband network 
  2. Low visibility because of lacking or minimal operational status
  3. Not meet complication related data security best practices
  4. High operational costs because too many complex manual processes, manual errors and exception drive up costs and lengthen time to value 
  5. Continued growth in the amount of data, size of files and volumes of transactions  mandates highly scalable solutions to support expansion of business that demand simplicity and rapid response 



There are many solution related with this MFT. They offer several additional features to support the operational like Web Access, Mobile, etc... Some of them offer analytics functionality like dashboard too. Basically it is just an additional for the security, reliability and audibility data transfer. Just for your information too, some of the big brands also offer collaboration with another middleware like B2B (Business 2 Business) Integration. If MFT talk about file transfer, B2B talk about real time integration, and more automation. You have to decide based on your objective you want to achieve and of course your budget. Thank you for reading.

Sunday, January 3, 2016

Selamat Tinggal 2015, Selamat Datang 2016

Terima kasih ya Tuhan untuk kasih, dan penyertaan Mu selama 2015 kemarin. Kami mau bersyukur telah berhasil melalui semuanya, baik itu tantangan dan rintangan, kemenangan dan kekalahan, suka maupun duka. Segala sesuatu yang telah terjadi kami yakin itu terjadi karena Engkau mengizinkan semua itu terjadi. 

Ya Tuhan, bantulah dan mampukanlah kami untuk merelakan segala sesuatu di 2015 yang belum kami ikhlaskan. Ajar kami untuk selalu mengerti bahwa apa yang kami inginkan tidak semuanya baik dan benar sesuai dengan kehendak Mu. Biarlah kami diberikan hati yang lebih luas lagi untuk menerima kenyataan yang ada. 

Ya Tuhan, maafkan kami juga untuk setiap kesalahan yang kami lakukan di 2015 lalu. Lewat kuasa Mu, kami juga minta tolong agar semua orang yang kami sakiti dipulihkan dan diberikan hati yang tulus untuk memaafkan kami juga ya Tuhan. Ajar kami untuk selalu lebih bijak dalam menghadapi dunia ini, terlebih ajar kami untuk selalu berani bertanggung jawab apalagi meminta maaf Mu ya Tuhan. 

Di 2016 ini, kiranya berkat dan kasih Mu lebih berlimpah. Latih kami juga ya Tuhan, agar kami diberikan kapasitas lebih lagi untuk menerima semuanya itu dan terlebih kapasitas untuk membagikan dan memberi lebih dari apa yang kami terima, karena kami tahu bahwa kami tidak pernah kekurangan sesuatu apapun karena Engkau selalu mencukupi kami. Tidak lupa, tolong ingatkan kami untuk selalu bersyukur untuk kasih setia Mu. 

Di 2016 ini, kami yakin janji-janji Mu semakin tergenapi. Bantulah kami juga ya Tuhan untuk mencapai apa yang kami rencanakan, apa yang kami harapkan. Bantulah kami mendengar apa yang ingin Engkau katakan, agar rencana kami sejalan dengan kehendak Engkau. Ajar kami untuk selalu turut kehendak Mu, selalu melibatkan dan mengandalkan Mu dalam setiap hal yang kami lakukan. Bilamana nanti apa yang terjadi diluar ekspektasi kami, ajar kami untuk dapat mengerti rancangan Mu, karena kami tahu rancangan Mu adalah rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan. 

Di 2016 ini, berikanlah kami hati seperti hati Mu ya Tuhan. Penuh kasih, sukacita, serta belas kasihan bagi sesama kami. Bantu kami untuk selalu menjadi terang dan garam dunia di manapun kami berada. Kiranya lewat kasih dan anugerah Mu, setiap talenta yang kami miliki dapat menjadi berkat dan lewat hal tersebut kemuliaan Tuhan semakin dipancarkan dan ditinggikan. 

Sekali lagi terima kasih untuk semuanya ya Tuhan Allah ku. Biarlah kasih dan penyertaan Mu semakin nyata dalam hidup kami. Amin. 




Selamat tinggal 2015, selamat datang 2016. :) 

Wednesday, December 16, 2015

Invest More For Your Future

“Do not save what is left after spending, but spend what is left after saving.” – Warren Buffett

Like the quote above, most people including me choose the wrong life choice. I always spend the money first, buy things, hang out and after all of them have been satisfied finally I put some money for saving. This become my habit since in high school. At that time, my parents always give weekly "salary". Not the real salary, but pocket money.

At the college, it was getting worst because my parents gave me monthly pocket money like regular working people got transferred every month. The only different thing was mine was transferred at the early of month, not like the regular worker. Although it was getting worst, indeed I could save more money because I had another income at the time.

When I started to work few years ago, my bad habit was not changed. Spending first, save later. Save what is left after I satisfied spend it by bought new gadget, hang out, etc... Lately I start to change my habit. I start to follow my girlfriend advice to save the money at the moment I receive the money, exactly like the quote from Warren Buffett.

I cannot tell you what are the results for now. But 1 thing for sure, I am start to spend the money left in my account carefully. I become more wise and discipline. So, the next question? What are savings for? Of course, what I mean here is not the real saving but more like what Warren Buffett do, more investment. Invest more for your future. Below is more quotes from Warren Buffet. Cheers :)




Wednesday, October 21, 2015

Kadang Kita Menang, Kadang Kita Belajar.

Halo. Sudah hampir 2 bulan saya tidak menulis apapun di blog ini. Kemana saja? Alasan utamanya adalah pekerjaan. 2 bulanan ini intensitas saya tinggi sekali. Sekarang ini pun saya tidak cukup senggang untuk menulis sebuah postingan disini, tapi disini saya ingin menulis apa yang saya rasakan pada saat ini. Menulis adalah sebuah cara untuk sedikit membuat hati saya lebih ringan daripada hanya sekedar berkata-kata saja.

Jadi langsung saja. Saya sedang merasa kecewa, sedih, marah, malu terhadap keadaan ini. Sebuah keadaan yang mana berkaitan juga dengan pekerjaan saya. Hari ini saya menerima sebuah surat elektronik yang mengatakan bahwa perusahaan saya tidak berhasil memenangkan sebuah proyek yang mana saya adalah "leader" untuk tender tertutup ini. 

Sebetulnya bagi saya ini hal biasa, karena memang kekalahan ini bukanlah yang pertama. Tapi... Saya jujur tidak mengerti mengapa saya dan team kalah. Isi surat tersebut hanyalah: "coba lagi lain kali... semoga bisa bekerja sama dilain kesempatan". Kira-kira seperti itu. Sungguh kekecewaan dan kemarahan saya tidak bisa saya bendung, apalagi saya sampai menulisnya di blog ini.


Kenapa sih sampai sebegitunya? 

Alasan pertama adalah karena ini adalah bidang yang saya kuasai. Saya adalah seorang perintis juga dibidang ini. Bukan hanya itu, dulu juga saya yang mengerjakan proyek sebelumnya. Jadi sudah jelas bahwa saya yang menguasai semuanya dari A - Z, bahkan berbicara tentang pengalaman, hanya saya orang yang tersisa disini. Jadi ya jago karena orang lain yang lebih jago sudah pergi merantau duluan.

Alasan kedua adalah solusi yang saya bawakan adalah solusi yang terbaik yang saya dan team rancang untuk klien proyek ini. Mengapa terbaik? Selain karena alasan pertama yakni pengalaman, yaitu karena saya memiliki team yang mempunyai kemampuan sejenis yang bisa diaplikasikan pada proyek ini. Jadi lengkap sudah, skill, experience and team. 

Selanjutnya solusi ini juga sudah dikonfirmasi dan dipresentasikan kepada klien dan mereka 100% setuju sepenuhnya dengan solusi ini. Kami pun menjadi sangat unggul didepan setelah mengetahui bahwa lawan kami hanya menawarkan solusi yang seperempat matang. Anggap saja team saya menawarkan solusi BI, DW, ET & PT atau komplit untuk kebutuhan si klien, nah si lawan saya ini hanya menawarkan BI atau hanya 1 saja. 

Bagaimana mungkin kebutuhan si klien yang 4 itu di akomodasi oleh 1? Sudah jelas tidak masuk akal. Pada akhirnya harga kami lebih mahal. Ya jelas karena sesuai dengan kebutuhan mereka yang bukan hanya 1 tapi 4. Solusi kami bukan mahal tapi harganya sesuai dengan value yang ditawarkan, beda dengan solusi lawan yang murah dan murahan. 


Mungkin bagi yang baca juga sudah jelas bahwa secara teknis team saya jelas sangat sangat unggul. Lantas bagaimana selanjutnya?

Akhirnya, dari si klien meminta si lawan saya untuk meng-copy solusi dari team saya sehingga mereka menawarkan 4 dari sebelumnya hanya 1. Klien saya berkata dengan jujur bahwa mereka (si klien) memberi tahu solusi saya kepada lawan saya agar harganya bisa bersaing karena secara procurement mereka hanya akan peduli pada sisi harga saja bukan kepada teknis.

Saya jujur cukup terkaget disitu. Ya sudahlah whatever! Toh mencontek aja tidak gampang kok, karena mereka (si lawan) harus memiliki sense and feel yang kuat terhadap solusi tersebut dan harusnya mereka lebih mahal karena knowledge yang mereka miliki terbatas. Kenapa saya berani meng-judge bahwa terbatas? Saya akan ceritakan di alasan keempat, so lanjut dulu deh ke alasan ketiga.

Alasan ketiga mengapa saya kecewa, marah dan sebagainya adalah karena solusi dari team saya sama sekali tidak ditawar! Serius, tidak terjadi ruang negosiasi antara saya dan si klien. Jadi kenapa harus kalah? Kenapa tiba-tiba kalah? Pertanyaan yang menghantui saya sampai saat ini saya menulis blog ini. Bagaimana bisa team creator yang memiliki visi, misi, strategi, kemampuan, dsb yang jelas tidak ikut di negosiasikan?! Gila aja bukan? Dan lanjut ke alasan keempat nanti, semuanya akan lebih gila.

Alasan keempat adalah lawan saya itu adalah perusahaan saya sebelumnya. Hahahaha. Ya itu kenyataannya. Saya melawan perusahaan sebelumnya. Saya tahu mereka dengan jelas, kekuatan dan kelemahan mereka. Secara solusi? Meng-copy solusi bukanlah hal gampang buat mereka karena mereka tidak memiliki kemampuan yang mumpuni. Secara harga? Saya tahu hampir semua harga mereka, tapi saya tidak peduli dengan hal ini karena pada akhirnya seharusnya negosiasi harga yang akan menentukan. Idealnya seharusnya seperti ini.


Kenyataannya?

Saya kalah dengan alasan yang tidak jelas tanpa ada negosiasi. Kecewa, sedih, marah adalah sesuatu yang wajar. Malu? Jelas saya sangat malu mengetahui hal ini. Bisa-bisanya kompetisi yang seharusnya fair malah ternodai dengan tanda tanya besar: bagaimana semua ini terjadi? Seperti politik Indonesia yang selalu berwarna dan gaduh, sama halnya dengan tender ini. Saya mendengar juga bahwa solusi saya dituduh meng-copy solusi mereka (sil lawan). Bagaimana mungkin? Toh, si klien aja sudah terus terang bahwa mereka meminta si lawan mengikuti solusi saya. Jujur saya yang tadinya bangga dengan perusahaan sebelumnya merasa malu dan marah akibat dari hal ini.

Apakah hal ini pernah terjadi sebelumnya? Beritanya santer terdengar bahwa ini bukanlah yang pertama. Saya tidak tahu dan peduli sampai pada saat ini saya mengalaminya secara langsung. Selama saya bekerja di dunia professional ini, saya state disini bahwa saya TIDAK PERNAH meng-copy seluruh atau sebagian solusi orang atau perusahaan lain. Selain karena tidak pernah mendapat bocoran atau informasi tentang lawan, saya sendiri selalu percaya dengan kemampuan saya pribadi dan team. 

Selama saya "leader" untuk memimpin team mencari solusi terbaik sesuai kebutuhan klien, saya berkomitmen untuk selalu memberikan karya yang original and creative. Tentunya saya dan team selalu berharap untuk selalu menang, tapi bagi saya pribadi yang terpenting adalah "Solusi dan harga terbaik adalah yang harus menang!". Pada akhirnya saya terkadang menang, terkadang saya hanya belajar. Menang karena solusi dan harga yang saya dan team tawarkan sesuai. Belajar bahwa solusi yang saya dan team bawakan tidak tepat dan kurang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk kasus kali ini, saya belajar bahwa tidak semua hal itu ideal dan adil. Saya belajar bahwa dunia dan khususnya si klien serta si perusahaan lama saya adalah entitas yang saya harus waspadai, tandai dan cermati untuk kedepannya.


Terima kasih sudah membaca postingan kali ini. Saya tahu mungkin tidak semua orang mengerti atau menerima apa yang tulis. Disini, saya hanya ingin menyampaikan isi hati saya tentang kenyataan yang saya alami. Saya hanya seorang yang idealis, dan punya integritas untuk selalu original and creative memberikan solusi yang benar dan terbaik. Sekali lagi, kadang kita menang, kadang juga kita belajar. Mohon maaf apabila ada kata dan kalimat yang kurang berkenan. Terima kasih.

Sunday, August 16, 2015

Optical Character Recognition - Overview



Wikipedia:

Optical character recognition (OCR) is the mechanical or electronic conversion of images of typed, handwritten or printed text into machine-encoded text. It is widely used as a form of data entry from printed paper data records, whether passport documents, invoices, bank statements, computerized receipts, business cards, mail, printouts of static-data, or any suitable documentation. It is a common method of digitizing printed texts so that it can be electronically edited, searched, stored more compactly, displayed on-line, and used in machine processes such as machine translation, text-to-speech, key data and text mining. OCR is a field of research in pattern recognition, artificial intelligence and computer vision.

Google:

Optical Character Recognition (OCR) lets you convert images with text into text documents using automated computer algorithms. Images can be processed individually (.jpg, .png, and .gif files) or in multi-page PDF documents (.pdf). These are some of the types of files suitable for OCR:
  • Image or PDF files obtained using flatbed scanners
  • Photos taken with digital cameras or mobile phones
Abbyy:
Optical Character Recognition, or OCR, is a technology that enables you to convert different types of documents, such as scanned paper documents, PDF files or images captured by a digital camera into editable and searchable data.

...

Simple Document Imaging & Workflow Management
Imagine being able to “google” any document in your organization based on a keyword or number reference. With OCR recognition software, you are able to search for your scanned documents by any name or number reference.



3 Components of a Simple Document Management / Digital Archiving Solution
  1. Scanning and Imaging: Documents are scanned into Searchable PDF format (Optical Character Recognition indexes all text, keyword and number references contained in the document).
  2. Storage: Very simply and easily route documents into existing folders on a local network or create new folders directly from the scanning device / MFP.
  3. Retrieval: Use Index search to locate any of your documents by name, keyword or number reference.
Key Benefits
  • Security & Disaster Recovery: Easy backup & storage offsite.
  • Productivity Gains: You are no longer manually digging through file cabinets when trying to locate a document.
  • Accessibility: Documents can be viewed by many people within your office or from remote off-site locations.
  • Organization: Documents don’t become lost since there is no need to re-file.
  • Space Efficiency: Save office and cabinet space in your office / workplace.
  • Cost Savings: Employee and company resources are free from the manual handling, filing and re-filing of paper documents.
  • Environmental Sustainability: Documents are printed and copied at less of a frequency due to access by staff across the network.

Source : 4 Office Automation