Sunday, July 27, 2014

It's Complicated - JPCC By Ps Jeffrey Rachmat #Family


Setiap kali kita mengisi formulir kita akan ditanya nama dan nama keluarga. Keluarga adalah tempat dimana kita dimiliki dan memiliki. Keluarga adalah tempat dimana kita jadi diri kita sendiri, keluargalah yang biasanya paling tahu kita apa adanya.

Namun, tidak mudah dalam membangun sebuah rumah tangga, diperlukan lebih dari sekadar cinta. It's complicated, banyak sekali faktor yang menentukan, perbedaan latar belakang, perbedaan pria dan wanita, mertua, keluarga besar, masalah keuangan, pekerjaan/bisnis, persahabatan, pelayanan, dan lain-lain.

Amsal 24:3-4, BIS
Rumah tangga dibangun dengan hikmat dan pengertian. Dan apabila ada pengetahuan, maka kamar- kamarnya akan terisi lengkap dengan barang- barang berharga dan indah.

Diperlukan hikmat dan pengertian serta pengetahuan tetapi semuanya akan bisa diperoleh kalau suami dan istri mempunyai kemauan dan komitmen yang sama, tanpa komitmen maka semuanya menjadi sulit dicapai. Sayangnya banyak yang tidak mempunyai komitmen dan hanya mengandalkan perasaan saja.

Tidak ada keluarga yang sempurna, karena keluarga terdiri dari individu-individu yang tidak sempurna. Anak-anak lahir dari kedua orang tua yang tidak sempurna, what do you expect?
Itu sebabnya jangan kita terkecoh dengan pemikiran: kenapa ya keluarga saya kok begini ya? Tidak seperti keluarga itu?

Sangat mudah untuk mencintai seorang yang sempurna, tidak pernah melakukan kesalahan, tetapi tidak ada orang yang seperti itu dimuka bumi ini. Jadi kita harus mengatur ekspektasi kita supaya kita tidak kecewa.

Akan ada up's and down's selama kita membina rumah tangga. Dan hal tersebut biasa!
Kita harus melihatnya sebagai sebuah investasi jangka panjang, seperti mata uang atau saham yang naik dan turun tetapi kalau dilihat dalam kurun waktu yang panjang maka Anda bisa melihat kemajuan yang dicapai.

Amsal 24:16
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.

Let's be real, orang benar bisa jatuh, gagal atau kalah. Jangan heran kalau melihat orang benar gagal. Sering kita punya pengharapan yang keliru dan menuntut yang tidak semestinya.

Gagal bukan berarti berdosa.  Contoh: buka usaha kemudian tidak (belum) berhasil bukan berarti berdosa. Belum bisa menyenangkan istri/suami, gagal kumpulin uang untuk masuk sekolah yang dimau bukan berati berdosa, dll.
Tuntutan yang tidak perlu dapat menyebabkan hubungan keluarga menjadi tidak lagi harmonis.

Orang benar akan selalu bangkit kembali, tidak menyerah, dan perlu iman yang teguh untuk bisa kembali on track serta mencoba kembali, belajar dari kesalahan, susun ulang prioritas.

Kalau gagal disebabkan dosa bagaimana? Pertobatan adalah jalan keluarnya! Mengakui, bertanggung-jawab dan tidak mengulanginya kembali. Tuhan adalah Tuhan yang mengampuni kesalahan dan dosa.

Itu sebabnya saya sering katakan bahwa punyailah simpanan "pengampunan" yang banyak sebab Anda akan terus memerlukannya.

1 Timotius 3:4-5
seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak- anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?

Suami sebagai kepala keluarga harus bisa mengepalai keluarganya sendiri. Berarti, diperlukan kepemimpinan di dalam keluarga, tanpa kepemimpinan maka anggota keluarga menjadi liar (berbuat semaunya sendiri).

Dalam kepemimpinan ada aturan-aturan yang harus ditegakkan, ada nilai yang harus dipegang tinggi sehingga menjadi sebuah disiplin dan semuanya berdasarkan kasih. 

Kasih bukan berarti memberikan semua yang dimaui, kasih tidak selalu ditandai dengan jawaban: YA, sering kasih justru ditunjukkan dengan kata: TIDAK.

Amsal 29:15
Didikan dan teguran menjadikan orang bijaksana. Anak yang selalu dituruti kemauannya akan memalukan ibunya.

Tanda adanya kepemimpinan adalah pada saat anak-anak Anda segan dan hormat kepada Anda (bisa mulai kelihatan setelah waktu yang cukup lama). 

Anda bisa kelihatan hebat diluaran sana, disegani dan dihormati pegawai Anda tetapi kalau tidak dihormati oleh anak-anak sendiri maka ada yang keliru. 

Itu sebabnya keluarga seharusnya menjadi prioritas pertama dari pelayanan kita. 

Keluarga adalah homebase, bagaimana performance kita diluar sangat ditentukan oleh bagaimana keadaan kita rumah, bagaimana kita dibentuk di rumah.

Ada hal-hal yang bisa dikerjakan orang lain, pekerjaan semacam itu kita dapat delegasikan jika diperlukan tetapi ada hal-hal yang tidak dapat dikerjakan orang lain dan itulah yang menjadi tugas dan pelayanan Anda.

Sumber : Sharing by Pauline (Date Leader Pavilion 2)

No comments:

Post a Comment

Share Your Inspiration...