Monday, December 8, 2014

7 Poin Proposal Bisnis Yang Tokcer

Pertanyaan mendasar investor : Apa sih bisnisnya? Berapa modalnya? Berapa bagi hasilnya? Kapan balik modalnya? Bagaimana caranya? Hindari mengirimkan proposal bisnis Anda. Mintalah waktu 10-15 menit untuk presentasi di hadapan mereka langsung. Berikut adalah poin-poinnya.

1. Gunakan ilustrasi, karena 60% orang adalah tipe visual.
Foto produk, booth, proyek dan desain grafis akan memukau investor. Hindarkan banyak tulisan agar Anda leluasa bercerita. Sering investor tidak paham bidang usaha yang ditawarkan. Mereka perlu mengindera secara sempurna dan berkata, "Owwww, bisnis itu tho..."

2. Pemasaran: Yakin tuh akan laku? Apa buktinya? Syukur jika sudah berjalan, itu lebih bagus.

Tulis potensi pasar, berapa permintaan, ketersediaan, kompetisi. Bicaralah dengan data! Jika bisnis sudah berjalan, tunjukan grafik kenaikan penjualan. Jika bisnis Anda adalah proyek, tunjukan surat penunjukan kerja, atau dokumen sebagai bukti, bukan proyeksi. Jika bisnis baru, perkuat di analisis pemasaran Anda.

3. Analisis Keuangan: Total investasi, proyeksi laba/rugi, ROI, Paybank, BEP.
Total investasi adalah segala sesuatu yang diperlukan saat mulai bisnis, seperti sewa tempat, pembelian alat-alat, dan lainnya, plus uang kas.

Proyeksi laba rugi, meski tidak pasti, memberikan gambaran hitungan keuntungan yang didapat.
Rumus simple Proyek L/R = (Perkiraan) Omzet - Harga Pokok Produksi - Biaya Operasional - Pajak.
Biaya operaaional berupa pengeluaran sewa tempat, gaji, listrik, air, telepon, penyusutan dan lainnya. Sementara itu, return on investment (ROI) presentasi tingkat pengembalian modal per tahun atau per bulan. Inilah patokan bagi hasil per bulan.
Rumus ROI = Laba bersih setelah pajak / total investasi x 100%

Payback period (periode pengembalian modal) sering kali disalahkaprahkan dengan BEP! Payback Priod rumusnya berbalik dengan ROI = Total investasi / laba bersih setelah pajak. Break Even Point (BEP) atau analisis titik impas, Anda harus melakukan penjualan sekian unit agar biaya operasional tertutup.

4. Pembagian hasil, berapa angkanya untuk  investor?

Tegaskan ROI dan payback period dengan ilustrasi "angka" investasi. Misal, jika invest 500 juta, dapat berapa per bulan (bisa fix, bisa fluktuasi) dan kapan perkiraan bagi modalnya. Misal 50jt. Nah, dari 50 juta tersebut, berapa % bagi hasilnya? Misal 50 : 50, berarti 25 juta.

5. The Team: Siapa saja dan bagaimana track record-nya?

Investor lebih suka dengan orang yang spesialis dibanding generalis untuk mengerjakan sesuatu.

Paparkan secara rinci CV tim Anda. Tunjukan kepada investor bahwa mereka benar-benar berpengalaman dan kompeten.

6. "5 Why this project?" Pertegas, setidaknya 5 alasan mengapa harus proyek / investasi ini.
Misal tentang faktor keamanan (agunan), jaminan, ROI yang besar, kestabilan, dan kelancaran. Tentu saja hierarki alasan tersebut sangat bergantung pada tipe investor yang Anda bidik. Investor yang konservatif lebih mengutamakan kestabilan, sementara investor risk taker lebih mengutamakan ROI.

7. Exit Plan: Jika hendak putus kontrak, bagaimana?
Bagaimanapun segala kemungkinan harus dipersiapkan. Cantumkan semuanya secara detail dalam surat perjanjian. Jika nilainya besar, gunakan jasa notaris, aman! Terakhir, "Promise only what you can deliver ... and deliver more than you promised".


...

Penulis : Jaya Setiabudi
Founder Young Entrepreneur Academy & YukBisnis.com
@JayaYEA

Sumber : Life On The Go Market+ Edisi Agustus 2014

No comments:

Post a Comment

Share Your Inspiration...